Selasa, 29 April 2014

95% Pasien TB Dapat Sembuh

Jujur saat ini aku hidup diantara pasien TB,karena diantara tetangga ku baik itu anak-anak maupun orang dewasa positif terkena TB,bahkan salah satu orang tua ku yakni bapa ku pun sekitar 4 tahun yang lalu terkena virus TB,tapi saat ini Alhamdulillah beliau sudah sembuh total.Walaupun demikian dampak dari penyakit TB tersebut masih terkadang menghantui ku.

.Mengapa.....demikian??

Karena setiap kali salah satu anak ku terkena batuk pilek, kurang lebih 4 hari aku dan suami biasanya membawa anak ku yang sakit ke dokter/rumah sakit,dan saat itu juga dokter tersebut selalu bertanya
"Apakah dikeluarga ada yang terkena TB?"
Dan aku menjawab apa adanya:"Ada dok kebetulan bapa ku,tetapi sudah 4 tahun yang lalu....dan saat ini beliau sudah sembuh..."


Tetapi dokter tersebut memberi penjelasan seperti ini.
"Begini bu...memang TB itu bisa sembuh seperti yang dialami oleh bapa ibu,tetapi tidak menutup kemungkinana virus itu bisa menyerang anak-anak ibu, dikarena kan ada ikatan darah dalam keluarga yang sudah positif terkena TB..."

Sebenarnya aku masih kurang mengerti akan penjelasan dokter tersebut,sampai saat ini pun aku masih mencari apa penyebab utama dari penyakit itu.Bahkan dari kedua putri ku sudah melakukan berbagai pemeriksaan yang berkaitan dengan penyakit TB,dan Alhamdulillah dari hasil tersebut kedua anak ku negatif akan TB.
Walaupun demikian ketika anak-anak ku terserang batuk pilek aku dan suami tidak pernah menggangap sepele akan hal itu,kami segera membawa mereka untuk diperiksakan oleh dokter agar tidak terlalu lama penyakit itu hinggap dalam tubuh anakku.

Menurut data WHO yang ku baca di salah satu media online pada tahun 2004 terdapat 8,8 juta kasus baru TB didunia,dan angka kematian akibat  TB di dunia berkisar 8.000 orang setiap hari dan 2-3 juta setiap tahun.Dan yang membuat aku miris ternyata di Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-4 di dunia untuk kasus  TB setelah India,China dan Africa Selatan.Karena itulah saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan banyak menyuluhan tentang penyakit TB untuk menekan angka penderita TB.
Pengobatan  TB itu sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama setidaknya 6 bulan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti,karena masalah tersebut sering kali pasien putus asa untuk berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur,kedua hal ini sangat fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal
.
Menurut Dyah Erti Mustikawati,Kepala Sub Bidang Direktorat Pengendalian Penyakit Tuberkulosis:
"Sebanyak 95 % kasus Tuberkulosis dapat disembuhkan,namun hal ini sangat bergantung dari keakuratan diagnosa,rejimen pengobatan dan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan secara tuntas."
Saat ini pula pasien TB tidak perlu cemas karena penyakitnya dapat disembuhkan,dan masyarakat diharapkan dapat segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau Rumah sakit.Untuk diagnosa awal pengobatan diberikan secara gratis dan bagi pasien  TB yang masuk dalam program semua pengobatan ditanggung pemerintah.

Melihat lamanya waktu pengobatan kita perlu mewaspadai khususnya pasien itu sendiri,terhadap efek samping obat yang diminum.Misalnya Rifamisin obat tersebut dapat menimbulkan gatal-gatal pada kulit setelah beberapa lama,kemudian rasa gatal itu lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya.Rifamisin juga menimbulkan kerusakan pada sel hati sehingga pada beberapa waktu setelah pemakaian obat terlihat terjadi kenaikkan pada kadar SGPT darah yang merupakan penanda terjadinya gangguan pada sel hati akibat pemakaian obat TBC tersebut.Isonazid(INH) dan juga Pirazinamid,mempunyai efek samping terhadap sel-sel hati yang juga ditandai dengan meningkatnya kadar SGPT darah.Ethambutol dapat menimbulkan gangguan pada penglihatan mata sehingga kita juga selalu berhati-hati terhadap pemakaian Ethambutol ini.
Karena itu pemakaian obat hendaklah dihitung dari awal kembali karena menyangkut dengan faktor resistensi dari kuman.

Setelah dokter menyatakan penyakit ini sembuh,pemakaian obat tertentu mungkin masih dilajutkan sampai penyakit tersebut sembuh secara total.
.
Ada bebarapa hal yang harus kita perhatikan:

1.Apakah sikecil melakukan kontak erat dengan pasien tersebut?

Misalnya,sering bermain bersama,digendong,dipeluk atau dicium?ataukah hanya sesekali anak berdekatan dengannya?kalau iya,rasanya Anda tidak perlu terlalu cemas.
.
2.Apakah pasien menjalankan terapi pengobatan secara teratur dan disiplin,atau bahkan sudah selesai terapi?

Ini yang sangat penting.Ketika seseorang menderita TB,sesudah 2 minggu menjalani pengobatan ia sudah tidak lagi menulari lingkungannya
.
3.Apakah anak Anda sudah diimunisasi BCG?

Imunisasi BCG akan melindungi dari kemunginan terkana TB berat,yaitu TB diselaput otak dan TB menyeluruh diparu
.
4.Bagaimana status pengobatan pasien tersebut?

Jangan ragu bertanya akan hal ini pada pasien.Bila semuanya ia laksanakan sesuai aturan,Anda tidak perlu cemas dan mengisolasinya
.
5.Anda masih ragu?

Tanyakan pada dokter anak Anda,apakah sikecil perlu di-screening dengan menjalani pemeriksaan yang disebut Tes Mantoux? Ini untuk memastikan apakah anak Anda terbebas dari TB atau tidak?

Dari penjelasan diatas aku dapat menyimpulkan mengapa setiap anak ku berobat kedokter dengan gejala batuk lebih dari 4 hari selalu dokter bertanya "Apakah dikeluarga ada yang terkena TB?" dan dari penjelasan dokter tersebut sekarang aku mengerti mengapa dua dari ketiga anak ku diharuskan melakukan pemeriksaan yang terkait dengan  TB,dari poin satu diatas aku menyimpulkan ada kontak erat antara anak ku dan bapa ku(kakeknya) ditambah rumah ku dan rumah orang tua berdekatan otomatis anak-anakku selalu bermain bersama kakeknya.Dan itu tidak bisa ku hindari.

Dan walaupun beberapa anak dilingkungan tempat tinggal ku terkena TB,aku tidak terlalu khawatir anak-anak ku akan tertular, karena anak-anakku terbiasa bermain didalam rumah setelah mereka pulang dari sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa penyakit  TB Sudah ada obatnya dan dapat disembuhkan,yang terpenting kita harus meminum obat secara teratur dan diminta untuk tekun dan sabar dalam menjalaninya.Dan juga kita harus memakan makanan dengan gizi yang baik serta protein yang tinggi dan istirahat yang cukup akan memperkuat sistem pertahanan tubuh sehingga kuman TB cepat enyah dari tubuh kita.