Kamis, 01 Agustus 2013

Dampingi Aku Selamanya


Disebuah rumah yang sederhana yang asri tinggal sepasang suami-istri yang sudah memasuki usia senja.Pasangan ini dikaruniai tiga anak perempuan,yang telah dewasa dan memiliki kehidupan yang mapan.Sang suami merupakan pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.

Suami istri ini lebih memilih untuk tinggal dirumah mereka dan menolak ketika putri-putri mereka menawarkan untuk pindah dan tinggal bersama mereka.Jadilah mereka sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.Suatu senja ba'da isya disebuah masjid tak jauh dari rumah mereka,sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya ketika kemasjid tadi.Saat sibuk mencari,suaminya datang menghampirinya.

"Kenapa bun...?"Istrinya menoleh sambil menjawab"Sandal bunda tidak ketemu ayah(sebutan istri kepada suaminya)".Ya sudah pakai ini saja.."kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.Walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaanya.Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh suaminya.


Mengerti kegundahan istrinya,sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.

"Bagaimanapun usahaku untuk berterimah kasih pada kaki istriku,yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun ini,tak akan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu-ku saat aku pulang kerja,kaki yang telah mengantar anak-anakku kesekolah tanpa kenal lelah.Serta kaki yang menyelusuri berbagai tempat mencari tempat kebutuhanku dan anak-anakku".

Sang istri memandang suaminya,sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia mereka.Karena usia yang telah lanjut dan penyakit dabetes yang dideritanya,sang istri mulai mengalami gangguan penglihatan.Saat ia kesulitan merapikan kukunya,sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamanya mulai dirapikan dan setalh selesai sang suami menciumi jari-jari itu dengan lembut,dan bergumam"Terimakasih".

"Tidak,bunda yang berterimahkasih pada ayah,telah membantu memotong kuku aku" tukas sang istri tersipu malu.
"Terimahkasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan.Aku takjub betapa luar biasanya bunda.Aku tau semua tak akan terbalas sampai kapanpun".Kata suaminya tulus.

Dua titik beting menggantung disudut mata sang istri."Ayah koq bicara seperti itu?,aku senang koq atas semuanya Yah..atas apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa,aku selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita,baik ataupun buruk,semuanya dapat kita hadapi bersama".suara sang istri terdengan pelan.

Hari jum'at yang cerah setelah beberapa hari hujan,siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah shalat jum'at.Setealah berpamitan pada sang istri,ia menolek sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya,sebelumnya akhirnya melangkah pergi.Tak ada tanda yang tak biasa dimata dan perasaan sang istri,hingga saat beberapa orang menetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya didunia.Ia telah berpulang menghadap Sang Pencipta ketika sedang menjalankan ibadah shalat jum'at,tepatnya saat sedang duduk membaca Tahyat terakhir.Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk mengarah kiblat,ia menghadap Sang Maha Pencipta.

"Subhanallah...sungguh akhir perjalanan yang indah"gumam para ja'maah yang telah menyadari kalau dia telah tiada.Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat akan berangkat kemasjid.Terselip tanya dalam hatinya,mungkinkah ini sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia.Ada gundah yang mengelayuti dihati sang istri.Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusinya,tetapi kehilangan suami yang telah mendampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang.

Namun ia tigdak mengurangi sedikitpun keikhalasan hatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.Dalam doa ia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga berharap agar suaminya mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.

Tak lama setelah kepergian suaminya,sang istri bermimpi bertemu dangan suaminya.Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut."Apa yang ayah lakukan?"tanya sang istri senang bercambur bingung.

"Bunda harus kelihatan cantik,kita akan melakukan perjalan panjang.Ayah tidak bisa tanpa bunda,bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,aku selalu butuh bunda,saat disuruh memilih pendamping aku bingung,kemudian aku bilang pendampingku masih tertinggal,aku pun mohon izin untuk menjemput bunda"

Sang istri menangis sebelum akhirnya berkata"Aku ikhlas ayah pergi,tetapi aku juga tidak bisa berbohong kalau aku takut sekali ditinggal sendiri,kalau ada kesempatan untuk mendampingi ayah sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan aku sia-siakan.Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman,senyuman indah dalam tidur panjang selamanya.






*** Kelak aku berharap anak-anakku membaca tulisan ku ini,dan tulisan ini terinspirasi dari suami ku tercinta....