Jumat, 27 Juni 2014

Peran Masyarakat Dalam Pengendalian TB

Belakangan ini banyak hal yang menyebabkan TB menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.Program pengendalian TB masih dijalankan dengan pengorganisasian yang lemah sehingga banyak pasien TB yang tidak menjalankan perawatannya dengan sempurna.Selain itu TB merupakan cerminan dari kondisi sosio-ekonomi yang miskin.TB akan mudah menyebar pada daerah miskin,padat penduduk dan tingkat gizi yang rendah.

Lalu bagaimana peran kita sebagai mahluk sosial yang saling peduli satu dengan yang lainnya?

Semua masalah ini bermula dari bakteri yang kecil bernama Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini akan terbawa dalam paru-paru dimana bakteri itu akan memulai membelah diri,tumbuh serta menyerang sistem kekebalan tubuh.Penyakit ini akan menyebar dengan cepat,bahkan setiap detik seseorang akan terinfeksi dengan TB di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.


Dalam rangka peningkatan komitmen dari masyarakat dan LSM,dibentuklan kegiatan yang bertema"Workshop Optimalisasi Komunitas dan LSM Dalam Pengendalian TB di Indonesia" pada tanggal 7-8 April 2014 bertempatan di Hotel Ibis,Jakarta.Workshop itu dibuka oleh Kepala Subdit TB Kementerian Kesehatan,Drg.Dyah Erti Mustikawati.Saat itu beliau menyampaikan tujuan dari kegiatan tersebut yakni,pengoptimalkan dan mendorong tercapainya akses universal terhadap layanan TB yang berkualitas dilakukan melalui peningkatan angka notifikasi sebesar 5-10% untuk menutup kasus yang belum terjangkau dimasyarakat dengan tetap menjaga kualitas pelayanan.

Kegiatan yang serupa pun pernah diadakan oleh Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS,DTM&H,DTCE, pada 10 Desember 2013 dengan tema "Workshop Advokasi Program Pengendalian TB dan Grant Signing GF SSF Fase 2."

Menurut Prof.Tjandra, saat ini angka prevalensi TB turun menjadi 285/100.000 penduduk dari target tahun 2015 sebesar 221/100.000 penduduk.Sementara  angka kematian akibat TB saat ini telah mencapai target MDGs yaitu 27/100.000 penduduk dari target 46/100.000 penduduk.Walaupun banyak keberhasilan yang dicapai, namun TB masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Jumlah kasus TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah  kasus TB di dunia.

Setiap tahun terdapat 660 ribu kasus di Indonesia,61 ribu diantaranya meninggal atau sama dengan 238 orang TB yang meninggal setiap harinya,sementara TB terjadi pada lebih dari 70% usia produktif sehingga beban ekonomi akibat TB cukup besar.

Karena itulah masyarakat ikut turut berperan serta dalam meminimalisir stigma dan deskriminasi terhadap pasien TB dan diharapkan dikemudian hari Indonesia terbebas dari TB.