Senin, 16 September 2013

Keluarga Sakinah Penuh Barokah



Pada tahun 90'an ada sepasang suami-istri,sebut saja nama mereka Isa dan Asih yang menikah disebuah kota kecil perbatasan Jakarta-Tangerang.Mereka dipertemukan oleh Allah atas dasar cinta.Meskipun pada awal hubungan mereka sangat ditentang oleh kedua orang tua dari keluarga sang istri,tetapi dengan berjalannya waktu akhirnya hubungan meraka direstui oleh keluarga tersebut.

Tapi ternyata ada yang lebih penting dari itu,yakni mereka memiliki kesamaan akhlak dan iman yang kuat sehingga bahtera rumah tangga mereka berlandaskan iman dan taqwa yang kuat terhadap Allah itu yang membuat hidup mereka bahagia.



Kehidupan rumah tangga mereka pun semakin lengkap dengan hadirnya anak pertama,yang kebetulan pula menjadi cucu pertama dari keluarga sang istri maupun dari keluarga sang suami.Bisa dibayangkan betapa anak mereka sangat disayangi oleh sang nenek dan sang kakeknya,ditambah anak tersebut sangat lucu dan mengemaskan.

Kehidupan finansial mereka saat itu masih pas-pas'an,walaupun demikian sang istri tidak banyak mengeluh ia tetap selalu mendoakan suaminya agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.Dan beberapa tahun kemudian mereka pun dikaruniakan oleh Allah anak yang kedua, dan saat ini mereka telah memiliki kedua anak perempuan yang cantik-cantik.Disaat anak kedua mereka masih usia balita cobaan itu kembali datang menerpa keluarga kecil itu,tetapi mereka tetap bersabar menerima cobaan demi cobaan,sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pindah rumah,karena selama ini mereka tinggal berdekatan dengan keluarga dari sang istri,pada saat diajak pindah rumah oleh sang suami pun sang istri menurut dan tidak sekalipun membantah.

Setelah sekian tahun mereka hidup jauh dari keluarga sang istri dan sang suami,kehidupan mereka tetap harmonis,ditambah finansial mereka pun semakin membaik,tetapi mereka tidak sama sekali merasa sombong.

Singkat kata mereka telah diberikan Allah kebahagian surga dunia,karna saat ini kehidupan mereka jauh lebih baik dari pertama mereka memulai biduk rumah tangga,saat ini mereka sudah memiliki rumah sendiri,mobil,dan anak mereka pun sudah bertambah menjadi tiga,dan saat ini anak-anak mereka sudah bersekolah disekolah yang menomor satukan pendidikan agama,bisa dibilang mereka bersekolah ditempat yang berpredikat Sekolah Islam Terpadu,dengan biaya yang cukup lumayan,tetapi Isa dan Asih percaya dan yakin rezeki anak-anak mereka sudah ditanggung oleh Allah SWT.

Seiring berjalannya waktu Isa yang tampan dan Asih yang cantik jelita,mereka selalu akur,walau terkadang ada saja hal sepeleh yang membuat Isa dan Asih saling ribut kecil-kecil tetapi tidak sekalipun saat mereka beradu mulut itu dilakukan didepan orang banyak apalagi didepan anak-anak mereka.

Mereka juga gemar menolong sesama,intinya mereka sangat disukai dilingkungan dan menbuat banyak pasangan rumah tangga lainnya disekeliling mereka terhipnotis kharisma pasangan ini,kendati demikian mereka tiada takabur atau sombong,dan tiada lupa mereka selalu bersyukur akan nikmat Allah yang telah diberikan pada mereka.

Meraka selalu menjaga silatuhrahmi kepada sanak keluarga maupun tetangga dan selalu ringan tangan kepada fakir miskin,masjid-masjid,dan panti-panti asuhan.Sehingga kedermawaan keluarga inipun selalu membawa barkah dan nikmat dari Allah yang tiada putus-putusnya.Hingga pada suatu waktu sang istri meninggal dan Isa pun sangat terpukul dalam waktu yang cukup panjang,ia tak kunjung dapat melupakan Almarhumah istrinya tercinta itu.

Padahal sebagai pria mapan dewasa yang cukup tampan yang telah memiliki jabatan tinggi diperusahaannya bisa saja ia menikah lagi dengan wanita yang lebih cantik dari Almarhumah sang istri,karena terbukti pasca kematian Asih istri tercintanya itu,banyak wanita yang lebih cantik dari Almarhumah istrinya yang ingin sekali menggantikan posisi istrinya yang telah wafat.

Ketiga anak sholehanya pun telah beranjak dewasa dan mengerti akan jiwa rapuh ayahnya sepeninggalan ibundanya,mereka selalu mendorong sang ayah untuk segera menikah lagi agar dapat merelakan kepergiaan sang bunda 7 tahun yang lalu.

Betapa tidak,mulai dari beberapa wanita cantik di kota Jakarta yang karirnya sudah mapan dan selevel dengan Isa hingga mahasiswa kuliahan,selalu ingin menarik perhatian Isa dan mencoba merebut cintanya.tetapi Isa tak tergoyahkan untuk segera menikah kembali."Tidak ada yang bisa menggantikan Almarhumah bunda dihati ayah nak..."

Begitu selalu jawab Isa kepada ketiga anaknya,kenapa pasalnya....???rupanya ketika salah satu ustadz pengajar dipesantren Da'arul Tauhid menanyakannya,ternyata duda tampan dan kaya raya itu tidak bisa  melupakan istrinya karena satu hal....

Hal yang tidak dapat dilupakannya hingga sekarang yaitu sebelum istrinya meninggal dunia,ia datang menghampiri Isa dikamarnya yang sedang terkulai lemas karena sakit,membawa segelas air putih dan obat dari dokter untuk diminum Isa pagi itu,kemudian Asih meminta ijin untuk melakukan shalat dhuha sendirian kepada suaminya.

"Ayah....kali ini bunda mohon ijin shalat dhuha duluan tanpa ayah yahhh....?karena bunda sudah ditunggu..."tanpa menunggu persetujuan sang suami tercinta dan tanpa menyebutkan siapa yang telah menunggunya,istrinya bergegas menuju ruangan sholat dirumah mereka.

Pagi itu kebetulan Isa sedang tidak enak badan,padahal biasanya Isa selalu menjadi imam bagi istrinya dan ketiga anaknya dalam melakukan  sholat berjamaah selama bertahun-tahun lamanya,yah benar selalu dilakukan berjamaah.

Mulai dari sholat lima waktu,shalat sunah hingga pergi haji bersama pun selalu mereka lakukan bersama.Maka tak heran kehidupan mereka pun selalu berlimpah harta yang barokah dari Allah SWT.

Satu jam kemudian, Isa memanggil istrinya berkali-kali..."bunda....bun...bun...???"

Namun tak ada jawaban dari ruang sholat,setengah curiga kemudian Isa berjalan menghampiri istrinya perlahan dengan setengah merintih karena dia belum pulih benar dari sakitnya.Sesampai diruang sholat,Isa tertegun menatap sambil menunggu istrinya yang tegah lama sujud tak bergeming dari posisinya.

Beberapa menit kemudian,ia tersadar dengan apa yang terjadi pada Asih,spontan ia menjerit sambil meraih tubuh istrinya..."Subhanallah...Bundaaaaaaa.....!!!!!!

Sesaat kemudian,Isa menangis seraya mengucap...Inalillahi wa...Inalillahirojiuuunnn...Allah Akbar...Bundaaaa.......!!!!""Isa menangis sejadi-jadinya.

Tak lama kemudian ketiga anak mereka ,supir dan para pembantu datang berhamburan melihat apa yang terjadi diruangan sholat,dan setelah menyadari apa yang terjadi mereka pun ikut menangisi kepergian Asih yang tegah terkulai kaku dengan tasbih yang masih digenggamnya dengan erat dan senyum manis dibibirnya....

Dan ditegah kesedihan saat itu,seumur hidupnya Isa benar-benar terpukau dengan kecantikan istrinya dipagi itu....sungguh ia dan ketiga anaknya memeluk Asih dengan erat seraya berbisik diteligah Asih...."Demi Allah bunda....ayah sangat mencintaimu bunda tapi rupanya cinta Allah lebih besar lagi kepadamu...hingga akhirnya Dia menjemputmu pagi ini dengan cara seperti ini....Subnahallah.....selamat jalan istriku....

Selamat bertemu dengan-Nya....tunggu kami berempat disana yah sayang....."...Ketiga anaknya pun menangisi kepergian sang bunda"Bundaaaa...jangan tinggalkan kami bunnn....ayah bangunkan bunda yah...."

Sungguh benar-benar kejadian yang mengharukan sekali pada jum'at pagi itu.

Dan begitulah rupanya,memang sholat dhuha yang dilakukan Asih pagi itu adalah shalat dhuha untuk yang terakhir kalinya yang ia lakukan.Asih tidak bangun dan beranjak lagi dari sujudnya yang terakhir,karena malaikat maut telah menjemputnya pada jum'at pagi itu....

Subhanallah.....sunggu kematian yang sangat indah dan khusnul khotimah...Kematian yang sangat diinginkan oleh setiap hambah Allah yang bertaqwa.